"TIDAK ! Aku tidak mau, appa!" teriakku pada appa.
"mwo? tapi ini demi kebaikanmu, seo yeon-ah!" appa balas membentakku. aku terkejut. selama aku hidup 17 tahun lamanya bersama appa, appa tidak pernah membentakku sekeras ini. air mataku mulai menggenang di pelupuk mataku. aku berlari meninggalkan appa. aku berlari sekencang-kencangnya, aku menuju sebuah taman kecil yang rindang. Karena lelah, aku memutuskan untuk duduk di salah satu bangku di taman itu.
"kalau tahu begini, aku tidak akan mau di ajak ke seoul sama appa!" gumamku, menyesali keputusan bodohku yang menyetujui pergi ke seoul bersama appa.
-Flashback 3 hari yang lalu-
"seo yeon-ah, appa sudah lama tidak ke korea. kau mau ikut appa ke korea tidak?" tanya appaku tiba-tiba. aku yang sedang terpaku didepan laptop langsug menoleh dan melongo ke arah appa.
"j.. jinjja? kita.. mau ke.. korea?? korea... selatan?? s..seoul??" kataku terbata-bata seraya menunjuk layar laptopku yang sedang menampilkan video klip super junior ft. girls' generation yang berjudul S.E.O.U.L, yang bermaksud untuk iklan pariwisata kota seoul. Dan setiap harinya aku selalu bermimpi agar bisa kesana dengan cara apapun. Kini, appa malah mengajakku dengan cuma-cuma, jelas aku sangat terkejut.
"ya, kalau kau mau ke seoul boleh saja, kita bisa menginap di seoul" appa berkata dengan sangat ringan dan tersenyum padaku.
"kyaaaaaaaaa! appaaaaaa~ saranghaeyoooo~" aku berteriak dan berlari masuk ke dalam pelukan appaku.
"naddo sarangaheyo, seo yeon-ah." appa tersenyum dan mengacak rambutku dengan sayang. Esok harinya aku dan appa berangkat ke seoul dan aku sudah sangat berdebar menanti pemandangan indahnya kota seoul yang kuimpikan.
-Flashback end-
"aaaaaaaaah, jinjja baboyaaaa!!" teriakku pada diriku sendiri. untung taman ini sepi, kalau tidak mungkin aku sudah disangka orang gila karena berteriak seperti ini. "eomma, ottokhajyo?" aku terisak, mengadu pada eommaku yang ada diatas sana.
***
oh iya, aku belum memperkenalkan diri, namaku Lee Seo Yeon. Aku tinggal di Indonesia sejak lahir, tapi namaku adalah nama orang korea karena appa dan eomma-ku orang korea asli, namun mereka pindah dari korea ke indonesia sejak 17 tahun yang lalu. Eomma ku sudah meninggal saat aku berusia 7 tahun karena penyakit gagal ginjal yang dideritanya. Aku hanya tinggal berdua dengan appa, tapi aku bahagia karena appa selalu mengerti aku. Aku sangat berharap appa akan mengajakku berlibur ke korea suatu saat nanti. namun kini, ketika impianku terkabul, aku malah dihadang oleh kenyataan pahit yang menderaku!
ya, appa ingin menjodohkanku dengan anak rekan bisnisnya, yang sekaligus teman semasa kuliahnya dulu. dijodohkan? memangnya appa pikir aku se tidak laku itu sampai mau menjodohkanku dengan orang yang belum kukenal sama sekali?
SHIREO ! aku tidak mau! kalau jodohku setampan Choi Siwon super junior yang notabene adalah idola abadiku sih tidak apa-apa. tapi kalau sampai jodohku jauh dari yang kuharapkan? SHIREO !!! pokoknya aku tidak mau!!!
***
"aku tidak mauuuuuuuu!!!" teriakku lagi.
"kau tidak mau apa?" tegur seorang pria mengejutkanku. aku terdiam dan menutup mulutku.
"a.. aniyo.." kataku. aduh, siapa sih ini! mana aku tidak tahu jalan pula ! aku kan tidak punya kenalan sama sekali di seoul ! gerutuku dalam hati.
"kau ada masalah?" tanyanya lagi. aku menggeleng. "lalu kenapa kau berteriak seperti tadi?"
"ah.. aniyo.. naneun gwenchanhayo. annyeong!" aku segera beranjak dan meninggalkannya. aku menghela nafas lega karena ia tidak mengikutiku, tapi ada sesuatu yang mengganjal pikiranku. sepertinya aku tidak asing dengan wajah itu. ya, wajah pria yang tadi ada di taman bersamaku, ia mengenakan topi, kacamata hitam, dan syal tebal, seperti detektif yang sedang melakukan penyamaran...
aisssssh!! apa-apaan sih aku ini ? aku kan tidak punya kenalan di seoul?! gerutuku dalam hati.
***
esok harinya..
"seo yeon-ah, hari minggu nanti kau akan bertemu dengan tunanganmu" kata appa padaku, aku menoleh cepat.
"mwo? minggu? itu kan 3hari lagi,appa? secepat ini? shireo! aku tidak mau!" tolakku cepat.
"seo yeon-ah, kau mau mempermalukan appa didepan teman appa? berlakulah yang sopan dan anggun layaknya seorang wanita, jangan bertingkah seperti anak-anak lagi! kau ini sudah berumur tujuh belas tahun!" kata appa sedikit berteriak. aku terhenyak. kenapa appa jadi diktator seperti ini sih? appa egois sekali ! jeritku dalam hati.
"appa, aku tidak mau,appa... jebal.." aku memohon, air mataku lagi-lagi sudah menggenang dipelupuk mataku.
"mianhae, seo yeon-ah. appa sudah terlanjur berjanji pada teman appa, appa yakin ini yang terbaik untukmu.." jawab appa. tangisku pecah, sudah tak dapat kutahan.
"kalau saja eomma masih hidup, eomma pasti akan mengerti aku! tidak seperti appa!!" aku berteriak pada appa dengan air mata yang mengalir deras, aku berlari keluar hotel menuju ke taman yang kemarin aku kunjungi. "hiks.. hiks.. eomma, ottokhae?" aku terisak semakin keras. tidak mengerti apa yang harus kulakukan, bahkan aku sudah berani berteriak pada appa-ku. aku sungguh anak yang tidak tahu diri !
"kau butuh ini?" tanya seseorang seraya menyodorkan sebuah sapu tangan biru ke arahku. aku menoleh.
"boe? kau lagi?" tanyaku, masih terisak.
"ya, aku lagi. wae ? kau tidak suka melihat kehadiranku?" tanyanya, tersenyum padaku.
"aissh.. sudahlah.." aku menundukkan kepalaku lagi dan melanjutkan tangisku.
"kau kenapa? aku tahu kau pasti ada masalah. gwenchanha, ceritakanlah padaku" ia menyerahkan sapu tangan birunya kedalam genggaman tanganku.
"hiks.. appa-ku mau menjodohkanku.. hiks.. dengan pria yang.. hiks tidak aku kenal sama sekali.. bla bla bla..." aku bercerita panjang lebar pada pria itu, anehnya ia hanya diam dan mendengarkan sambil sesekali mengangguk menandakan bahwa ia masih mendengarkan ceritaku dengan seksama.
"jadi intinya, kau tidak mau mengikuti perjodohan itu?" tanyanya lagi setelah aku berhenti bercerita dan berhasil menguasai emosiku yang tadi meledak-ledak.
"shireo! aku tidak mau! masa aku harus menikah dengan pria yang tidak kukenal?" jawabku cepat. ia hanya terdiam dan tertunduk lesu.
"hm.. kau akan dijodohkan hari minggu ini bukan? masih ada tiga hari lagi.." katanya tiba-tiba. aku menoleh padanya, menatap wajahnya yang sebenarnya tampan jika tidak memakai penyamaran seperti itu.
"hm.. memang masih ada tiga hari lagi. tapi aku bisa apa?" kataku lemas. menatap lurus ke pahaku, ikut tertunduk.
"bagaimana kalau kita bertemu selama tiga hari ini? di waktu dan tempat yang sama?" usulnya, membuatku terkejut.
"mwo? tapi.. aku tidak kenal kau siapa.. aku...." belum sempat kuselesaikan kalimatku, ia sudah menyelanya.
"ah ya, chonun.. euhmm.. cho shi wa imnida.. namamu siapa?"
"chonun lee seo yeon imnida" ujarku padanya.
"baiklah, seo yeon-sshi. mulai besok kita bertemu disini di jam yang sama ya. sekarang aku harus pergi, annyeong!" katanya tiba-tiba, kemudian ia berdiri dan meninggalkanku sendirian.
***
esok harinya aku menemui pria yang mengaku bernama cho shi wa itu, ia pria yang sangat baik menurutku. anehnya, wajahnya tampak tidak asing dimataku. namun, ia selalu memakai 'atribut' penyamarannya yang membuatku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. ia pribadi yang sangat menyenangkan, ia bisa menjadi tempat curhat yang sangat baik dan ia akan mendengarkanku dengan suka cita bahkan membantu memberikan solusi. sampai pada hari ketiga pertemuan kami, ia masih saja memakai 'atribut'nya itu. kami duduk dibangku taman seperti biasanya sambil memakan es krim.
"seo yeon-sshi" panggilnya. aku menoleh. ia duduk tepat disebelahku, auranya terasa hangat.
"ne, shi wa-sshi?" jawabku, memperhatikannya.
"kau bilang kau menyukai choi siwon super junior ya ?" pertanyaannya sungguh membuatku terkejut. aku mengangguk dengan refleks.
"ya, aku menyukainya. ah tidak, aku mencintainya! ia bagian dari hidupku. aku rela mengorbankan apapun untuknya, dia cinta abadiku seumur hidupku!!" kataku antusias dengan mata berbinar. ia tertawa kecil.
"apapun?" tanyanya lagi, berusaha meyakinkan.
"ya, apapun." jawabku mantap. ia tergelak.
"bahkan ia tidak mengenalmu, seo yeon-sshi" aku menggembungkan pipiku, berpura-pura ngambek padanya.
"ne, arasseo. tapi, berharap sedikit tidak ada salahnya kan? toh aku sudah sampai di kota seoul" aku berkata seraya membuka lebar tanganku, merasakan angin musim gugur kota seoul yang sejuk dan nyaman. "tapi impianku hancur lebur karena appa" lanjutku.
"maksudmu soal perjodohan itu?" ia bertanya, aku mengangguk lagi. kali ini kesal sungguhan.
"ya, appa mau menjodohkanku dengan kau-tidak-tahu-siapa! yang benar saja?!" kataku dengan nada dilebih-lebihkan. ia tergelak lagi. aku menoleh kesal padanya, namun aku tercengang melihat wajahnya yang begitu tampan dan tidak asing. suaranya pun terdengar tidak asing bagiku, tapi aku enggan menanyakannya, takut salah orang !
"kenapa kau tidak mencoba saja dulu perjodohan itu?" katanya, membuatku tersedak es krim yang sedang kumakan.
"uhuk.. uhuk... kau bilang apa tadi, shi wa-sshi? uhuk..." kataku terbatuk-batuk. ia menepuk punggungku, aku mulai bisa mengendalikan batukku.
"iya, mengapa tidak kau coba saja dulu perjodohan itu? siapa tahu calon suamimu tampan seperti choi siwon idolamu itu!" ia tertawa.
"aniyo ! tidak mungkin ada yang bisa menandingi ketampanan choi siwon-ku!" bantahku. ia masih tertawa.
"jinjja? setampan itukah choi siwon-mu?"
"ne, aku serius. tidak akan ada yang bisa mengalahkannya deh!" aku ngotot pada argumenku.
"ne, arasseo arasseo!" iya berkata sambil menepuk kepalaku. entah kenapa rasanya nyaman..
"kalau begitu ini hari terakhir kita bertemu?" tanyaku padanya, pancaran sedih jelas terdengar dari suaraku dan terlihat dari raut mukaku.
"itu tergantung, kalau besok kau masih mau bertemu denganku, aku tidak keberatan" ia nyengir padaku. aku balas cengirannya.
"jinjja? waaah senangnyaaaaaaa~" pekikku.
"kau sesenang ini sementara besok kau harus dijodohkan? aigooo... aku tidak mengerti hahahaha" katanya riang. aku tidak mempedulikan kata-katanya. sepanjang sore itu kami bermain sampai puas ditaman itu. aku dan shi wa-sshi juga mengunjungi beberapa tempat lainnya, intinya aku sangat senang bertemu dengannya!
***
hari minggu..
akhirnya, perjodohan laknat yang tidak kunantikan itu datang juga. appa terlihat sangat kagum melihat kecantikanku mengenakan dress panjang berwarna putih dengan clucth dan high heels berwarna senada. rambutku dibiarkan terurai dan dijepit dengan bunga palsu sebagai hiasan. overall, aku terlihat sangat cantik siang itu, menurut appa.
"khajja! ayo kita jalan. tidak enak bila keluarga choi harus menunggu lama" kata appa. aku merengut disampingnya, memutuskan untuk tidak bicara.
sesampainya aku di lobby hotel tempat pertemuan appa dengan calon besannya kelak, aku semakin berat melangkahkan kakiku untuk terus maju. rasanya aku ingin sekali berbalik memutar tubuhku dan berlari sekencang-kencangnya, menjauh dari tempat yang indah namun terasa seperti neraka ini bagiku. tapi aku tahu, aku pasti akan mengecewakan appa, padahal aku sangat mencintai appaku, aku tidak ingin menyakiti hatinya. sesekali aku ingin melihat appa bahagia semenjak kepergian eomma.
"eomma, ottokhajyo?" gumamku cemas bercampur gugup. aku berjalan dibelakang appa dan hanya mengikuti langkahnya. aku tidak berani menatap sekelilingku.
"ah! Lee Jang Suk-sshi!" kudengar suara berat seseorang memanggil nama appaku, aku tetap tidak berani menoleh.
"ya! choi hyun dae-sshi! aigoo~ lama tidak bertemu!" balas appaku sangat ramah dan hangat. mereka berdua berpelukan, hingga akhirnya Hyun Dae adjussi memperhatikanku.
"annyeong haseyo. chonun Lee Seo yeon imnida. mannaseo bangapseumnida, hyun dae adjussi" kataku seraya membungkukkan tubuhku. aku mulai gemetar melihat wajah hyun dae adjussi. ya, kuakui wajahnya memang tampan sebagai orang seusia appa, tapi tetap saja aku tidak tahu wujud anaknya kan? aissssh...
"mana anakmu yang tampan itu? aku sudah tak sabar melihatnya" kata appa, wajahku merah padam. appaaaaaa bikin aku malu saja, kesannya aku yang ngebet mau ketemu anaknya >.<
"ah, dia mungkin akan sedikit terlambat. semalam dia ada shooting sampai larut" kata hyun dae adjussi. mwo? shooting? anaknya artis ya? kok aku tidak tahu?
"ah, ne arasseo arasseo, jadi orang terkenal memang sedikit sulit ya" appa tertawa diikuti tawa hyun dae adjussi. aku cuma terdiam, tidak tahu harus berkata apa.
"ah, appa. mianhae aku telat. jeongmal mianhae" tiba-tiba terdengar suara pria yang tidak asing bagiku tapat dibelakangku, aku terlalu takut untuk menoleh.
"ah, siwon-sshi. kau ini! cepat beri salam" ujar hyun dae adjussi, membuatku terkejut setengah mati. jantungku terasa berhenti berdegup, aku terlalu gemetar untuk menolehkan kepalaku. kurasakan seorang pria berlalu dari belakangku, wangi parfumnya tercium sangat jelas, sangat familiar. kemudian, ia berdiri di samping hyun dae adjussi, berhadapan denganku dan appa.
"annyeong haseyo. chonun choi siwon imnida. mannaseo bangapseumnida" ia membungkukkan badannya, kemudian tegap lagi.
duniaku terasa berputar. aku melihat idolaku, obsesiku, cinta abadiku seumur hidup, choi siwon, berdiri tepat dihadapanku, tampan seperti malaikat yang baru saja turun dari dunia khayalku. tersenyum padaku dan appa, memberikan salam dan memperkenalkan diri. aku tidak mau mempercayai mataku, aku tidak mau memendam diriku dalam euforia kebahagiaan sebagai seorang fans-nya, aku hanya menekap mulutku dan tidak sanggup berbicara sepatah katapun.
"wah, tampan sekali putramu, hyun dae-sshi" kata appa, melihat siwon dari atas kebawah, menilai kesempurnaannya yang tiada tara. tanpa sadar aku mengikuti apa yang dilakukan appa.
"sama seperti anakmu yang sangat cantik seperti bidadari, jang suk-sshi. ah, siwon-ah kenalkan ini Lee seo yeon, pasangan hidupmu kelak." kata hyun dae adjussi sambil menoleh ke arahku. aku tertunduk malu, tidak tahu harus menatap siapa.
"ne, arasseo appa. bolehkah kami jalan-jalan sebentar ditaman sebagai tahap perkenalan kami, appa?" tanya siwon pada hyun dae adjussi yang langsung disambut dengan tawa riang hyun dae adjussi dan appa. aku menoleh ke arah siwon, ia mengedipkan sebelah matanya padaku. aisssh.. duniaku sebentar lagi akan runtuh, kakiku terasa seperti tidak menginjak permukaan bumi saat ia melakukan hal itu padaku.
"tentu saja boleh, nak. silakan mengobrol sepuas yang kalian mau. kami akan duduk dan mengobrol disini sekalian bernostalgia" kata hyun dae adjussi. appa mengangguk setuju. "ne, siwon-ah bawalah dia ketempat-tempat yang menyenangkan. belakangan ini dia suka sekali marah-marah. sepertinya moodnya sedang jelek" kata appa ku menambahkan. aku malu sekali. aisssh appaaaaaa... >.<
"ne, arraseo appa. jang suk adjussi, saya pinjam putri anda sebentar ya" ia tersenyum kemudian menggamit lenganku dan menggiringku keluar. aku tersentak saat lengannya yang kekar dan hangat itu menggamit lenganku. rasanya seperti dibawa terbang oleh dewa-dewi langit yang murah hati(?)
"seo yeon-sshi, gwenchanhayo?" tanyanya padaku sambil tersenyum, aku menatapnya merasakan mataku meleleh melihat senyumnya. oh tidak ! jangan senyum itu ! jangan sekarang ! aku belum siap ! protesku dalam hati.
"seo yeon-sshi?" panggilnya lagi, kali ini dengan nada cemas. lututku sangat lemas, aku tidak sanggup menopang berat tubuhku, hingga hampir terjatuh, tepat pada saat siwon menangkap tubuhku.
"seo yeon-sshi! gwenchanha??" ia panik, kemudian menggendongku dengan mudah dalam dekapan dadanya yang bidang dibalik balutan jas hitam dan kemeja biru mudanya, membawaku ke audi hitam miliknya.
"euhm.. na.. naeneun.. gg.. gwen.. gwenchanhayo.. s..siw..siwon-sshi" kataku terputus-putus, aku belum bisa mengendalikan rasa terkejutku.
"kau grogi sekali ya? bukankah kau sudah biasa didekatku?" tanyanya, mengerling nakal padaku. aku menatapnya dengan pandangan tak mengerti. ia membuka bagasi mobilnya dan mengambil sebuah goodie bag yang cukup besar. ia mengeluarkan topi, syal, kacamata hitam, dan mantel dari dalam goodie bag itu. kemudian ia memakainya satu persatu. aku tersentak.
"ah! cho shi wa-sshi!!!!" pekikku histeris, sangat terkejut. ia tersenyum kemudian mengangguk.
"ya, aku cho shi wa. ah, aniyo, aku choi siwon, cinta abadimu" ia tersenyum menatapku. aku tidak percaya. kemudian aku mulai menampar pipiku sendiri. ia terkejut melihat tingkahku dan segera menghentikan aksiku.
"ya! sedang apa kau? kenapa menampar wajahmu sendiri?" tanyanya khawatir.
"aniyo.. aku hanya.. hanya sedang memastikan" jawabku.
"mwo? memastikan apa?" tanyanya lagi, sekarang ia terlihat heran.
"memastikan.. bahwa ini bukan sekedar mimpi terindahku" kataku lirih. ia tergelak.
"seo yeon-sshi, ini kenyataan! bahwa kau dijodohkan denganku. bersyukurlah karena aku memintamu datang ke perjodohan ini"
"mwo? jadi kau sudah tau siapa aku sebelumnya?" tanyaku terkejut.
"ne, arayo. aku diberi foto dan data lengkapmu dari appa, aku berusaha mencari mu dan aku menemukanmu disudut taman itu sambil menangis, segera saja aku mendekatimu" jelasnya. aku hanya menganga..
"dan jujur saja, semenjak saat itu aku merasa aku ingin melindungimu. aku tidak ingin kau menumpahkan air mata itu lagi. dan saat 3 hari pertemuan kita, aku merasakan sesuatu yang aneh berdesir didadaku" lanjutnya. mataku membelalak lebar.
"tapi.. kenapa kau tidak langsung saja membuka kedokmu saat aku bercerita seru tentangmu? kenapa kau malah membuatku terkejut sampai hampir mati seperti ini?" tanyaku heran, ia tersenyum padaku. lagi ! senyuman yang membuatku meleleh.. Oh Tuhan ampunilah dosaku..
"karena aku sangat bahagia ketika kau bilang bahwa aku adalah 'cinta abadi'-mu, itu terdengar seperti pernyataan cinta bagiku" ujarnya, aku tertunduk malu wajahku berubah merah padam. ia mengelus kepalaku dengan sayang, mengajakku keluar dari mobil dan berdiri dibawah pohon yang rindang.
"seo yeon-sshi?" panggilnya. aku terkejut, dan segera menoleh padanya. ia menatapku penuh arti, aku mulai salah tingkah.
"ne?" jawabku gelagapan.
"apa kau senang kalau aku yang ternyata tunanganmu?" pertanyaannya membuatku tersentak. ia menggenggam kedua tanganku. aku mulai keringat dingin.
"seo yeon-sshi?" tanyanya lagi, menuntut jawaban. aku mengangguk.
"jinjja? gomawo, seo yeon-ah" ia mengecup keningku. aku sudah tidak bisa terkejut lagi, jantungku sudah sangat lelah merasakan kejutan yang bertubu-tubi. aku tersenyum memandangnya. mulai bisa mengatasi perasaanku.
"bagaimana denganmu, siwon-sshi? apa kau senang memilihku menjadi tunanganmu?" tanyaku. ia tersenyum nakal.
"aniyo! aku sangat sial mendapat tunangan sepertimu! masih banyak gadis yang lebih baik diluar sana!" jawabnya seraya mengerling nakal padaku, membuat nafasku memburu karena kesal. ia tertawa.
"hahahaha.. aku hanya bercanda seo yeon-ah. aku SANGAT bahagia" jawabnya.
"jinjja?" tanyaku meyakinkan.
"mwo? kau tidak percaya? baiklah" ia merengkuhku dan menempelkan bibirnya ke bibirku. aku kaget sampai hampir pingsan, namun aku berhasil mengendalikan emosiku lagi. ia melepas ciumannya dan tersenyum.
"bagaimana? sudah percaya?" ia mengerling nakal.
"aissssh, siwon-sshi!" pekikku.
"ya! aku kekasihmu, panggil aku oppa!" ujarnya pura-pura kesal.
"shireo! aku tidak mau memanggilmu oppa!" kataku seraya menjulurkan lidahku padanya.
"aisssh.. jinjjaaaaaaaaaa..." ia merengkuh tubuhku dan aku masuk ke dalam pelukan hangatnya.
"seo yeon-ah saranghaeyo~" ia berbisik ditelingaku.
"naddo saranghaeyo, siwon oppa" balasku sambil tersenyum.
***
"shina, ayo makan sarapanmu sayang" panggilku pada gadis kecil yang sedang asyik bermain puzzle di ruang keluarga
"sebentar eomma, ini hampir selesai" jawabnya. aku menghela nafas, mengerti keadaannya
"ya, ya! putri appa yang cantik sudah bangun?" sahut seseorang, shina menoleh cepat dan segera masuk ke dalam rengkuhan lengan appanya yang siap menggendongnya. kemudian shina duduk dipangkuan appa-nya
"yeobo, kau sudah bangun? kopimu sudah siap" kataku menghampiri suami tercintaku.
"gomawoeyo, chagiya" balasnya dan mengecup bibirku sekilas.
ya, inilah aku, Lee seo yeon, ah aniyo, Choi Seo Yeon. bersama keluarga baruku yang kubina dengan suamiku yang sangat kucintai, choi siwon, yang masih menekuni pekerjaannya didunia entertainer. pernikahan kami telah berlangsung 4 tahun yang lalu dan kini kami memiliki seorang bidadari mungil yang sangat cantik yang dianugerahi Tuhan untuk kami, ia adalah Cho Shi Na, buah hatiku dan choi siwon. aku berharap ini bukanlah akhir dari mimpi indahku, namun awal dari kehidupan baruku yang bahagia untuk selamanya.
-END-
notes : jelek ye ff siwon gue hahahah ? yasudahlah mau apalagi XDD