"hhhh~" aku menghela nafas lagi, kali ini lebih panjang. Hatiku sungguh terasa seperti terhimpit sesuatu. Ya, masalahku yang pelik. Sulit untuk mencari jalan keluarnya. Karena aku sama saja seperti memakan buah simalakama, dimana jika aku memilih salah satu bagian, maka aku harus merelakan bagian yang lainnya untuk meninggalkanku selamanya.
"aaaaaaaaaaaarghhh !" jeritku putus asa. Aku sungguh merasa seperti orang bodoh, padahal selama ini orang-orang selalu menganggapku Choi Siwon si pintar. Baru kali ini aku mengalami dilema seberat ini. Sungguh, aku ingin menangis tapi aku tahu aku harus tegar.
-Flashback-
"Siwon hyung !" aku menoleh kearah suara yang memanggilku.
"ada apa, kyu ? mana eunchan?" tanyaku mencari-cari sosok sahabat perempuanku satu-satunya.
"ohh, tadi eunchan ke toilet sebentar, nanti dia menyusul kok" jawab Kyuhyun.
Cho Kyuhyun, ia adalah sahabatku semenjak kecil. Umurnya terpaut dua tahun lebih muda dariku. Aku sangat menyayanginya seperti adikku sendiri. Aku selalu berbagi cerita dan semua masalahku dengannya, begitu pula Kyuhyun. Ia sering meminta bantuanku untuk memecahkan berbagai macam masalah.
Sementara itu, Go Eunchan, sahabat perempuanku yang pertama dan satu-satunya. Jujur saja, aku tidak bisa cepat akrab dengan perempuan, tapi entah kenapa dengan Eunchan rasanya berbeda. Eunchan seumuran dengan Kyuhyun.
Kini, kami duduk di bangku SMA. Aku sedang menyelesaikan tahun terakhirku di SMA, sementara Kyuhyun dan Eunchan baru memulai tahun pertama mereka di SMA.
"Hyunnie ! Oppa !" panggil seseorang padaku dan Kyuhyun, kami menoleh bersamaan, walaupun sudah tahu siapa yang memanggil. Ya, Eunchan. Dia berlari menghampiriku dan Kyuhyun yang sedang asyik makan siang dikantin sekolah.
"Chan, kau tidak perlu teriak-teriak seperti itu, kalau kau begitu bukan hanya kami saja yang menoleh, tapi semua orang!" hardik Kyuhyun pada Eunchan yang kini duduk disampingku. Eunchan menggembungkan pipinya, ia terlihat sangat imut bila seperti itu. Aku dan Kyuhyun selalu gemas melihat tingkahnya yang seperti anak berumur lima tahun.
"Sudahlah Kyu, chan kan tidak sengaja." belaku. Eunchan tersenyum padaku.
"Gomawo oppa, kau memang paling pengertian! dasar kau jelek hyun! weeek!" ledek Eunchan pada Kyuhyun.
"Ya! Kau ini seperti bocah saja!"
"Mwoya? Ya! Cho Kyuhyun! Jangan sebut aku bocah!" balas Eunchan.
"Hey, kalian berdua jangan ribut ! sudahlaaaaaaaah" kataku menengahi.
"oppa, hyun jahat padaku!" rengek Eunchan padaku dengan puppy eyes nya. Aku tersenyum dan mengacak rambutnya.
"Chan, sudahlah. Nanti pulang sekolah oppa belikan es krim ya"
"jinjja?? kyaaaaaa, gomawo siwon oppaaaaa!" pekik Eunchan gembira. Kyuhyun mendengus pura-pura kesal.
"Hyung, kau sudah memilih universitas yang tepat?" tanya Kyuhyun padaku. Aku mengangguk.
"Aku akan kuliah di Kyunghee dan melanjutkan bisnis appaku"
"Pilihan yang bagus, direktur Choi!" ujar Eunchan seraya menepuk pundakku. Aku tertawa .
3tahun kemudian...
"Kyu, kau yakin akan melanjutkan studimu ke amerika?" tanyaku pada Kyuhyun. Ia mengangguk . Seminggu lagi ia akan berangkat ke Amerika.
"dan aku akan mengatakan perasaanku pada chan, hyung"
"Kudoakan semoga berhasil, Kyu" jawabku sambil tersenyum.
Ya, Kyuhyun mencintai Eunchan semenjak SD. Tapi, Kyuhyun baru berani mengatakan perasaan yang sebenarnya sekarang, ia takut saat ia pulang dari Amerika Eunchan telah memiliki pendamping hidup. Aku berusaha mendukungnya sepenuh hatiku, tapi kurasa aku gagal.
Kenapa?
Karena aku juga mencintai Eunchan, sama seperti Kyuhyun. Namun, aku tidak tega menyakiti sahabat yang sudah seperti dongsaengku sendiri. Disatu sisi, Aku telah dijodohkan oleh appa ku dengan Lee Minji. Anak rekan kerja appaku. Aku tidak mencintai Minji dan hanya menganggapnya sebagai adikku. Tapi, Minji terlihat begitu mencintaiku.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
"Eunchan, saranghaeyo" kudengar Kyuhyun menyatakannya. Aku mengintip dari celah pohon dan melihat ekspresi terkejut Eunchan menghiasi wajah cantiknya.
"H.. hyun?"
"Eunchan, aku mencintaimu. Sudah lama aku mencintaimu tapi aku baru berani menyatakannya sekarang. Aku takut sepulang dari Amerika kau sudah menemukan jodohmu, yang ternyata bukan aku. Would you be my girlfriend, Go Eunchan?"
Eunchan terlihat bingung. Ekspresinya sedih dan berat.
"Mian, hyun. Aku... aku mencintai orang lain.." jawab Eunchan, kulihat Kyuhyun tersentak.
"M.. Mwo? Jinjja? Kenapa kau tidak pernah menceritakannya padaku?" tanya Kyuhyun. Eunchan tersenyum lemah.
"Aku tidak bisa, hyun.."
"wae?" desak Kyuhyun.
"Karena yang kucintai adalah Siwon oppa" jawab Eunchan. Aku tersentak, hampir saja aku berteriak dan melompat keluar dari tempat persembunyianku.
"MWO? Kau.. kau menyukai.. ani.. kau MENCINTAI siwon hyung??" tanya Kyuhyun tak percaya. Eunchan mengangguk.
"Aku tahu aku tidak pantas untuknya, dia juga sudah punya tunangan yang dijodohkan oleh appanya, tapi aku tetap mencintainya, hyun . Mianhae. Jeongmal mianhae" ujar Eunchan terisak.
Hatiku sakit mendengar suara isak tangis Eunchan yang begitu dekat. Ingin rasanya aku memeluk Eunchan, tapi aku juga tak kuasa untuk menyakiti perasaan Kyuhyun dengan melakukan itu dihadapannya.
"mian, hyun. Jeongmal mianhaeyo.."
"gwenchanhayo, chan. kalau begitu aku pamit dulu ya ke amerika. jangan merindukanku" ujar Kyuhyun. Kyuhyun memutar badannya dan berjalan menjauh dari Eunchan yang masih terisak, aku melihat bulir air mata jatuh dari mata seorang Cho Kyuhyun. Aku benar-benar terkejut melihat Kyuhyun berjalan menjauhi Eunchan sambil menangis. Sungguh, seumur hidupku aku tidak pernah melihat Kyuhyun menangis.
Eunchan berjalan menjauhi taman dan kurasa inilah saat yang tepat untuk keluar dari tempat persembunyianku.
"oh baby say goodbye, oh jamshiman goodbye~"
Handphoneku berbunyi nyaring.
"yeoboseyo?" jawabku. "MWO? Baiklah, aku segera kesana!"
------------------------------------------------------------------------------------------------------
-Flasback End-
Disinilah aku saat ini, taman yang sepi yang setia menemaniku.
Aku putus asa menghadapi ini semua. Apa yang harus kulakukan??
Aku baru saja pulang dari rumah sakit. Tidak, bukan aku yang sakit, melainkan appa. Appa terkena serangan jantung. Kini ia terbaring lemah dirumah sakit. Appa berpesan padaku untuk segera menikahi Minji. Aku tidak mencintai Minji, namun aku tidak kuasa menolak permintaan appa. Aku mencintai Eunchan-ku.
"ottokhajyo?" gumamku lirih.
"oppa?" tegur seseorang. Aku menoleh dan mendapati Eunchan berdiri tak jauh dari tempatku duduk.
"chan.." balasku lemah.
"oppa, kau kenapa? kau pucat sekali oppa. Apakah ada masalah?" kata Eunchan khawatir.
"aniyo, chan. naneun gwenchanhayo" jawabku tersenyum lemah.
"oppa, kau tahu tidak, ternyata selama ini Hyun mencintaiku..." aku menoleh saat Eunchan membahas hal itu.
"m..mwo?" aku berpura-pura terkejut.
"ya, tadi ia mengatakannya padaku di sini. Aku kaget,oppa . Aku tak menyangka Hyun mencintaiku"
"lalu, kau jawab apa ?" sulit sekali berakting disaat keadaanku sedang kacau begini.
"aku menolaknya oppa.." jawab Eunchan lirih.
"wae? apa kau tidak menyukai Kyu, chan?"
"ani, oppa. aku hanya menganggapnya sebagai sahabat terbaikku, sebab aku sudah mencintai orang lain"
"mwo? nuguya?" tanyaku sok polos, Eunchan menoleh kearahku dan memandang mataku dalam. Aku melihat tatapan sendu dari matanya.
"aku.. aku mencintaimu, oppa.. saranghaeyo.." ujar Eunchan lirih padaku. Aku tersentak. Lagi-lagi, aku belum bisa mempercayai kenyataan ini.
Eunchan yang kucintai, ternyata juga mencintaiku? Aku tak kuasa menahan perasaanku, kupeluk Eunchan erat .
"nado saranghaeyo, chan-ah"
"j.. jinjja?" tanya Eunchan tak percaya. Aku mengangguk dan tersenyum . Eunchan memelukku erat.
"Gomawo, oppa"
Appa, mianhae, aku tidak bisa memenuhi keinginanmu kali ini. Aku mencintai Eunchan-ku..
---------------------------------------------------------------------------------------------------
"Minji-ah, maaf aku tidak bisa menikahimu. Aku.. mencintai orang lain.. Mianhaeyo, Minji"
"Oppa, aku mencintaimu! Sungguh mencintaimu! Tidak bisakah kau memberiku sedikit ruang dihatimu untuk kusinggahi?" paksa Minji sambil menangis. Aku menggeleng lemah.
"Mian, minji-ah." aku berbalik hendak meninggalkan Minji, aku tidak tahan melihat wanita menangis dihadapanku.
"Oppa......"
BRUK!
Kulihat Minji pingsan dibelakangku. Aku segera berlari menghampirinya.
"Minji-ah! ya! Minji! Ireona!" aku berteriak menepuk-nepuk pipi Minji. Namun tidak ada yang terjadi, yang kulihat saat ini adalah cairan merah yang merembes keluar dari hidung dan bibirnya yang tertutup. Aku panik dan segera menelepon ambulans.
-------------------------------------------------------------------------------
"Maaf harus mengatakannya, tapi Lee Minji mengidap leukimia stadium akhir. Diperkirakan hidupnya tak lama lagi" perkataan dokter Kim terus menghantuiku. Aku sudah menyakiti hati Minji disela-sela waktunya yang tinggal sedikit.
APA YANG HARUS KULAKUKAN SEKARANG ???
Appa terus mendesakku menikahi Minji, tapi bagaimana dengan Eunchan??
3hari kemudian..
ANDWAE ! Appa terkena serangan jantung untuk yang kedua kalinya!
"appa, jangan tinggalkan aku.. jebal.." tangisku dalam hati.
Aku terus berlari menyusuri koridor rumah sakit. Sampailah aku keruang rawat inap appa.
"s..siwon-ah.. menikahlah dengan Minji. Bahagiakanlah dia di sisa terakhir nyawanya. Dan juga demi kebahagian appa" bisik appa lirih padaku. Aku menangis. Dan aku mengangguk menyetujuinya. Appa tersenyum padaku.
"Gomawo siwon-ah, appa bangga padamu." tangisku semakin menjadi.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
"chan, mian. Kurasa hubungan kita cukup sampai disini." ucapku datar. Eunchan menatapku tak percaya.
"oppa? waegeurae?" tanya Eunchan dengan suara bergetar.
"aniyo, aku rasa kau bukanlah wanita yang tepat untukku. Karena itu hubungan kita cukup sampai disini, chan-ah" kataku seraya berbalik meninggalkan Eunchan. Aku sama sekali tidak menoleh lagi kearah Eunchan, aku takut jika aku berbalik aku akan berlari kearahanya dan memeluknya erat dan bersumpah tidak akan melepaskannya.
seandainya aku bisa...
Malam harinya..
"Ting Tong~" kudengar suara bel rumahku berbunyi. Aku beranjak untuk membuka pintu.
"oh Kyu, ada apa malam-malam begini?" sapaku pada Kyuhyun yang berdiri tepat dihadapanku.
BUK !!
Satu tinju Kyuhyun sukses mendarat mulus diwajahku. Aku meringis kesakitan.
"APA MAKSUDMU MEMPERMAINKAN PERASAAN EUNCHAN??!!!" teriak Kyuhyun padaku.
"Kyu, aku bisa jelaskan semuanya padamu!"
BUK !!
Satu lagi tinju Kyuhyun mendarat di wajahku.
"DUA HARI LAGI AKU AKAN PERGI KE AMERIKA ! AKU SUDAH MERELAKANNYA PADAMU KARENA KAU SAHABATKU SEKALIGUS HYUNGKU ! TAPI LIHAT APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA, CHOI SIWON YANG TERHORMAT !!!" sembur Kyuhyun padaku. Ia menangis. Lagi. Aku memeluknya, tahu bahwa perasaannya hancur dan kacau saat ini. Kyuhyun menepis tanganku.
"Jangan sentuh aku! Aku pergi!" ucap Kyuhyun datar.
"Kyu! Tunggu! Kyuhyun! aisssssssh!!" rutukku seraya memegang bekas tinju Kyuhyun diwajahku.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Aku melamar Minji hari ini dan ia sangat senang dengan lamaranku. Minggu depan kami akan melangsungkan pernikahan. Aku segera bergegas menuju Incheon Airport karena satu jam lagi pesawat Kyuhyun akan segera Take off.
@Incheon Airport..
Itu dia!! Kyuhyun, kulihat ia mendekap Eunchan erat.
"Kyu.." sapaku lemah. Kyuhyun melepaskan dekapannya pada Eunchan.
"Mau apa lagi kau datang kesini ? Belum cukup kau membuat masalah?" ujar Kyuhyun memalingkan wajahnya dariku.
"Hyun, sudahlah.." tegur Eunchan pelan.
"Hah! Chan! Bagaimana mungkin kau masih membelanya sementara ia yang membuatmu menderita!" dengus Kyuhyun kesal.
"Mianhae chan. Mianhae Kyu. Suatu saat nanti aku pasti akan menjelaskannya pada kalian."
"Sudahlah, aku muak melihatmu! Chan, aku pergi dulu. Ingat, jangan pernah merindukanku, chan. Kau akan lebih menderita" ujar Kyuhyun pada Eunchan. Kemudian pergi begitu saja mengabaikanku.
"Chan, kuantar pulang ya?" tawarku pada Eunchan.
"ah.. tidak usah oppa. Gwenchanhayo"
"sudahlah, khajja!"
@Siwon's Car..
"Chan, mianhae. aku tahu aku sudah menyakitimu" kataku membuka pembicaraan. Karena daritadi aku dan Eunchan hanya terdiam.
"gwenchanhayo oppa. baik-baiklah dengan Minji onnie."
"ne, arasseo, chan.. Gomawo"
---------------------------------------------------------------------------------------
Pernikahanku dengan Minji berlangsung sederhana, mengingat kondisi appa dan Minji yang tidak memungkinkan untuk perayaan besar-besaran. Minji terlihat sangat bahagia hari itu. Hingga ia tak kuasa menahan tangisnya.
Kini genap 2tahun usia pernikahanku dengan Minji. Aku terduduk sendiri diranjangku. Kamar ini serasa kosong tanpa kehadiran Minji disisiku. Aku membuka album pernikahanku dengan Minji, disana aku menemukan banyak tawa menghiasi wajah pucatnya. Dilembaran terakhir album, aku mendapati sebuah amplop biru bertuliskan :
"To My Beloved Husband, Choi Siwon"
Aku membukanya dan membaca isi surat tersebut.
Oppa, ah aniyo, Yeobo gomawo untuk semuanya.
Terimakasih kau sudah menikah denganku.
Terimakasih kau sudah mau memberikanku sedikit ruang di hatimu.
Terimakasih kau sudah memberiku kenangan yang sangat indah diakhir hidupku.
Aku tahu saat kau membaca surat ini, aku sudah tidak ada disampingmu lagi.
Maafkan aku karena tidak bisa terus berada disisimu.
Maaf karena aku tidak bisa menjadi istri yang cukup baik untukmu.
Maaf karena aku belum sempat memberimu malaikat kecil untuk menghiasi hidupmu.
dan sekali lagi kukatakan untuk yang terakhir kalinya..
Maaf, aku mencintaimu ..
Your Wife ,
Choi Minji.
Aku menangis sejadi-jadinya. Minji, maafkan aku karena tidak bisa mencintaimu. Tapi terimakasih, berkatmu aku bisa merasakan bagaimana rasanya dicintai begitu tulus dan dalam.
"Siwon-ah, kenapa kau menangis?" tegur seseorang padaku
"ah, appa. mengagetkanku saja"
"kenapa kau menangis siwon-ah?" tanya appaku lagi.
"aniyo, appa. aku hanya teringat Minji" jawabku jujur.
"Wae? Bukankah kau tak pernah mencintainya?"
"Ne, arasseo appa. Tapi ia gadis yang begitu baik. Hingga aku merasa berdosa pernah menyakitinya"
"Appa tahu kau mencintai orang lain. kejarlah cintamu, nak. Yang dulu sempat kau tunda karena keegoisan appa dan keadaan Minji"
"Appa, itu tidak mungkin. Saat ini dia pasti sudah menemukan pendamping hidupnya"
"Mengapa tidak kau coba saja dulu?"
------------------------------------------------------------------------------------------------
Disinilah aku sekarang, berdiri didepan rumah Go Eunchan. Wanita yag sangat kucintai hingga saat ini. Aku memberanikan diri memencet bel dan beberapa saat kemudian muncul sesosok gadis cantik dari balik daun pintu.
"o..oppa??" kata Eunchan yang terkejut karena kehadiranku yang tiba-tiba.
"chan.." tiba-tiba muncul seseorang dari balik tubuh Eunchan.
"Kau.."
"Kyu.."
"oppa, ada apa kemari?" tanya Eunchan . Aku memeluknya erat, aku sangat merindukan Eunchan-ku.
"Kau.. Apa kau mau memainkan perasaan chan lagi setelah membuangnya begitu saja? Tidak baik jika istrimu datang dan melihatmu sedang berpelukan dengan wanita lain" ucap Kyuhyun sinis. Aku tersenyum kecut dan melepas Eunchan.
"Istriku, ah ani, Minji, ia melihat semua yang kulakukan dari atas sana"
"mwo? oppa? Minji onnie.....?" aku mengangguk lemah.
"Minji mengidap leukimia stadium akhir, dan ia menghembuskan nafas terakhirnya satu tahun yang lalu, tepat dihari ulang tahun pernikahan kami yang pertama"
"oppa, mianhae.." ujar Eunchan .
"Chan, maukah kau menerimaku kembali?"
"eh?"
"would you marry me, Go Eunchan?" tanyaku. Eunchan mengangguk.
"Ne, oppa. I do~" aku segera memeluk Eunchan. Aku bersumpah tidak akan melepaskan Eunchan selamanya walau apapun yang terjadi .
"Ehem. Sepertinya kalian lupa ya ada satu orang lagi disini" Kyuhyun berdeham. Aku dan Eunchan tertawa. Aku merangkul Kyuhyun.
"Gomawo Kyu, kau sudah menjaga Eunchan selama ini. Kau memang dongsaengku yang terbaik"
Kyu membalas rangkulanku. dan kamipun tertawa bersama.
Aku bersyukur memiliki Eunchan-ku yang sangat kucintai dan Kyuhyun yang akan selalu ada disisiku selamanya .
-END-
aaaaaaaaaaaaaaaa Chinguuu
ReplyDeletegomawoooooooo <3 <3 <3
keren banget!!! aaaaaaaa >.<
mau nangis sambil ketawa. hahahaha
hahahahah iye iye cheonmaneyo
ReplyDeletelah ? lo kenapa sarap gitu ken mau nangis sambil ketawa ? wakakaka
abisnyaaaa keren banget . hahahahaha *joget pisang*
ReplyDelete