Saturday 24 April 2010

FF ; My Angel (One Shot)


aku duduk di bangku taman yang sepi, aku sendirian ditaman itu malam ini. sekelebat kejadian yang baru saja kualami akan menjadi mimpi buruk dan terus menghantui sepanjang hidupku.

-Flashback 1 jam yang lalu-

"mianhae,oppa aku tidak bisa lagi terus memaksakan diri. aku sadar bahwa aku mencintai orang lain" kata Hye Jin, kekasihku. aku telah menjalin hubungan dengannya selama 2tahun terakhir, dialah yang mengisi hidupku dengan tawa dan keceriaan selama ini.

"boe? ANDWAE ! kumohon hyejin-ah, jangan tinggalkan aku!" kataku setengah memohon dan menatapnya tak percaya. hye jin menggeleng.

"mianhae,oppa. jeongmal mianhae. aku tidak mau membuatmu sakit hati lebih dalam, aku tidak mau membohongi oppa terlalu lama" lanjut Hyejin. Aku terbelalak, tidak percaya dengan apa yang dia ucapkan.

"kau tahu, hari ini hari jadi kita di tahun kedua. dan kau bilang apa tadi? tidak mau menyakitiku? tapi ini menyakitkan,hyejin-ah!" kataku emosi, air mata hye jin menggenang dipelupuk matanya, tangisnya pecah saat itu juga.

"mianhae oppa, jangan temui aku lagi. selamat tinggal" Hyejin berlari meninggalkanku, aku hanya diam dan terduduk lemas. otakku masih belum bisa mencerna semua yang ia katakan. hatiku masih belum bisa menerima kenyataan pahit ini. aku menatap kepergiannya dengan tatapan yang sangat menderita.

-end of flashback-

ya, disinilah aku sekarang, terduduk lemas disebuah bangku taman dan memikirkan semua yang terjadi. aku merogoh saku mantelku dan mengeluarkan sebuah kotak kecil. aku membukanya dan menatap sebuah cincin bermata berlian biru safir yang sangat indah. aku berencana untuk memintanya menikah denganku, tapi aku tidak percaya dengan apa yang terjadi padaku malam ini. aku menghela nafas panjang dan akhirnya berdiri. aku merapatkan jaketku karena cuaca memang sangat dingin seperti hatiku yang mendingin karena baru saja ditinggal orang yang sangat kucintai dan kukasihi selama ini.
aku memutuskan untuk kembali ke apartemen. saat aku sampai didepan apartemenku, aku mendapati seorang gadis berdiri disana dengan wajah bingung. aku mendekatinya.

"ya! apa yang kau lakukan disini?" tegurku, ia terkejut melihat kehadiranku.

"ehm.. benarkah ini apartemen Cho Kyuhyun?" tanyanya, aku terkejut. dari mana ia bisa tahu namaku? aku saja tidak pernah mengenalnya, bertemu pun tidak pernah.

"ya, benar. dan Cho Kyuhyun adalah aku. ada perlu apa?" jawabku. Kini, gantian dia yang terkejut dan menatapku tidak percaya.

"kau.. kau cho kyuhyun?" tanyanya, masih tidak percaya.

"ya, kenapa?"

"omo.. tampan sekali.." gumamnya

"mwo? tadi kau bilang apa?" tanyaku

"ani.. aniyo.. oh iya mulai hari ini aku akan jadi pengurus rumah tangga di apartemen ini, mohon bantuanmu" ia membungkukkan badannya . "chonun Park Hyo Ri imnida. Mannaseo bangapseumnida" lanjutnya.

"euhm.. memangnya aku memesan pengurus rumah ya? sepertinya tidak.." kataku.

"ani.. bukan anda yang memesannya kyuhyun-sshi, tapi teman anda, Lee Sungmin. Ia berbicara pada agen penyalurku untuk datang ke alamat ini." jawabnya sambil tersenyum.

"oh.. sungmin hyung. baiklah silakan masuk" kataku. aku membiarkannya masuk karena aku sudah terlalu lelah memikirkan semuanya. aku hanya ingin cepat-cepat masuk kedalam selmut hangatku dan merebahkan diriku dengan nyaman.

"kamsahamnida, kyuhyun-sshi" ia masuk dan melihat ke dalam apartemenku, ia tercengang melihatnya.

"ada apa?" tanyaku padanya.

"ah.. aniyo, aku belum pernah masuk kedalam apartemen semewah ini" jawabnya, masih terus memandangi seluruh penjuru apartemenku, aku hanya tersenyum.

"kau bisa pakai kamar yang disebelah sana,Hyo Ri-sshi" kataku padanya dan menunjuk sebuah pintu, ia memandangku lagi dan tersenyum.

"panggi aku Hyo Ri saja" aku mengangguk dan masuk ke dalam kamarku yang bernuansa hijau. aku menemukan sedikit ketenangan disana.


aku mengganti bajuku dengan piyama motif kangguru dan merebahkan diriku di ranjang. kemudian aku mengambil ponselku dan mengetik pesan untuk Sungmin Hyung.

To : Lee Sungmin
From : Cho Kyuhyun

"hyung, kau memesan pengurus rumah tangga untukku ya? gomawoeyo,hyung^^ kau tahu saja kebiasaanku yang suka lupa membersihkan rumah kalau sudah main game."

balasan dari sungmin hyung datang sangat cepat, aku sampai heran sendiri. tumben sungmin hyung membalasnya cepat sekali.

To : Cho Kyuhyun
From : Lee Sungmin

"cheonmaneyo,kyuhyun-ah. aku harap kau senang dengan kehadirannya, menurut agennya dia adalah yang terbaik^^ semoga ia bisa mengurusmu dengan baik selama aku pergi ke Jepang :)"

aku tersenyum membacanya, kemudian aku sibuk dengan pikiranku sendiri. aku masih memikirkan Hyejin, tanpa kusadari air mataku telah jatuh dan membasahi bantalku. aku menangis jika mengingat kenangan-kenangan manisku bersama Hyejin, wanita yag kucintai hingga saat ini, tak lama kemudian aku merasa lelah dan saat jam menunjukkan pukul 3 pagi, kelopak mataku menutup dan akupun tertidur.

***

esok paginya..

aku mencium wangi masakan yang sangat sedap dari arah dapur. aku memutuskan untuk beranjak dari kasurku karena aku sangat lapar. aku melangkahkan kaki keluar kamar, kulihat seorang wanita yang sedang sibuk menata makanan di meja makan.

"ah, pagi, kyuhyun-sshi. kau pasti sudah lapar? ayo, segera ganti baju dan makan sarapanmu" sapanya padaku. aku masih bingung, aku lupa bahwa semalam aku membiarkannya masuk ke rumahku dan aku teringat bahwa ia pengurus rumahku yang baru.

"ne, arasseo" jawabku tersenyum padanya dan dibalas dengan senyuman manis darinya.

***

sudah enam bulan semenjak HyoRi tinggal di apartemenku, aku semakin terbiasa dengan kehadirannya, bahkan kadang aku merasa kesepian bila ia sedang pergi berbelanja dan aku sendirian dirumah. Walaupun terkadang aku masih memikirkan Hyejin, namun HyoRi mengalihkan pikiran itu dengan sejuta macam perhatiannya padaku. aku senang menerima perhatiannya. Bagiku, ia seperti malaikat yang turun dari langit tepat saat aku membutuhkannya. ia pribadi yang ceria dan mudah bergaul. wajahnya pun cantik dan manis, aku tidak percaya ia bisa bekerja sebagai pengurus rumah. namun, ia melakukan seluruh tugasnya dengan sangat baik dan aku sangat senang menerima kenyataan itu. Kini, hubungan kami makin dekat dan dia mulai memanggilku dengan sebutan 'oppa', jelas karena aku yang memintanya memanggilku seperti itu.

"oppa, maukah kau menemaniku ke swalayan ?" tanya HyoRi padaku. aku tersenyum dan mengangguk.

"tentu saja, khajja! kita berangkat sekarang." jawabku antusias, ia tersenyum dan mengikutiku berjalan ke arah mobil.

aku dan Hyori berbelanja bersama di swalayan, di mata orang mungkin kami tampak seperti sepasang kekasih. namun pada kenyataannya tidak seperti itu. Aku masih belum bisa menerima kehadiran wanita lain yang menggantikan posisi Hyejin dihatiku, walaupun aku selalu berharap agar Hyejin dapat bahagia bersama pria itu. Ya, aku tahu siapa pria yang merebut Hyejin dari sisiku, ia adalah Lee Hyuk Jae. temanku semasa SMA dulu. aku hancur mendapati kenyataan itu, aku menangis semalaman dan HyoRi-lah yang menemaniku sepanjang malam itu.

BRUK !

"kya!" pekik HyoRi disebelahku, aku menoleh dan melihatnya hampir terjatuh . aku menangkapnya dengan kedua tanganku. Saat itu wajahku dan wajahnya terpaut sangat dekat, hatiku sedikit berdesir saat melihat wajahnya sedekat itu, aku langsung tersadar dan melepaskan genggamanku dari tubuhnya.

"eh.. mianhae, tadi aku tidak bermaksud.." kataku gugup dan terbata-bata.

"ah, gomawoeyo,oppa. naneun gwenchanhayo" ia tersenyum padaku dan kami meneruskan acara belanja kami.

***

esok harinya, aku mendapati ada sesuatu didalam kotak suratku, karena penasaran aku membukanya.

HAPPY WEDDING
- LEE HYUK JAE & KIM HYE JIN -


mataku terbelalak lebar membaca nama yang tertera diatas undangan merah itu. aku sungguh tidak percaya Hyejin benar-benar meninggalkanku. aku tertunduk dan menangis lagi, menangisi kebodohanku karena terlalu berharap bahwa Hyejin akan kembali kedalam pelukanku. HyoRi menghampiriku dan mengelus pundakku dengan sayang, aku tidak menoleh padanya, terlalu malu untuk menunjukkan wajah hancurku didepannya.

***

Satu setengah tahun telah berlalu semenjak HyoRi menjadi pengurus rumahku. Kini aku benar-benar tidak bisa melepaskannya dari sisiku. Aku sadar aku telah jatuh cinta padanya. Aku cinta pada senyumnya, aku cinta pada sifatnya yang selalu ceria dan mendukungku, aku mencintai seluruhnya yang ada pada HyoRi. Tapi, aku tidak berani menyatakannya. Aku tahu aku terlalu pengecut untuk menjadi seorang pria. Aku takut kejadian yang menimpaku 2tahun silam akan terulang kembali, dimana Hyejin pergi meinggalkanku untuk orang lain. Aku hanya memendam perasaan itu dalam-dalam, aku bahagia walau hanya bisa tersenyum dan melihatnya setiap hari dipenuhi keceriaan yang terpancar dari matanya yang indah. Aku sudah berasil melupakan Hyejin sepenuhnya, aku merelakan kepergiannya dan membiarkan ia berbahagia bersama Hyukjae, pria yang dipilihnya. Itu semua berkat HyoRi, malaikat yang diturunkan oleh Tuhan khusus untukku.

***

"oppa, mianhae besok aku harus pergi." katanya padaku, tiba-tiba. aku sangat terkejut.

"boe? kau mau kemana?" tanyaku.

"masa kerjaku disini sudah habis,oppa. aku bekerja disini hanya untuk dua tahun" lanjutnya. aku lemas. TIDAK ! ini terjadi lagi! ini tidak boleh terjadi ! aku berteriak didalam hati.

"andwae! kau tidak boleh pergi!" sahutku.

"ta.. tapi oppa.. masa kerjaku..." belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, aku memeluknya. aku sudah tidak tahan lagi. aku tidak ingin kehilangan orang yang kucintai untuk yang kedua kalinya. ia terkejut dengan perlakuanku.

"kumohon, Hyori-ah. jangan tinggalkan aku. kumohon.. " kataku lirih. ia melepas pelukanku, dan aku kembali memandangi wajah cantiknya yang kini siap dibasahi airmata.

"mianhae, oppa. aku tidak bisa. aku harus pindah ke Jepang karena agenku telah memindahkanku untuk bekerja disana" jelasnya, air matanya kini telah jatuh, tangisnya pecah. dan aku melihatnya dengan tatapan menderita. tatapan yang sama saat aku merelakan kepergian Hyejin 2tahun yang lalu. aku memeluknya lagi.

"saranghaeyo, hyori-ah" bisikku ditelinganya. tangis hyori makin menjadi, aku memeluknya makin erat, hingga ia tertidur dalam pelukanku.

***

"oppa, aku pergi dulu" pamitnya padaku. aku memandangnya. "oppa, gwenchanha?" tanyanya.

"ne, naneun gwenchanhayo" jawabku pelan, aku menghela nafas.

"aku akan segera kembali oppa, aku akan segera kembali untukmu" katanya berjanji. aku memeluknya lagi dan kali ini tidak berniat untuk melepaskannya.

"saranghaeyo,hyori-ah" kataku lirih, ia tersenyum padaku.

"naddo saranghaeyo, oppa" kali ini, aku tersenyum mendengar jawabannya. aku mendekatkan wajahku dan ia memejamkan matanya. akhirnya bibir kami saling bersentuhan dengan lembut. Aku bersumpah aku akan merindukannya.

***

Dua tahun sudah semenjak kepergian Hyori ke Jepang, aku kembali duduk termangu dibangku taman malam ini. Selama dua tahun ini tidak ada kabar dari Hyori sama sekali. Aku kecewa jika ia melupakanku, padahal aku tidak pernah melupakannya sedetikpun. Rasanya aku ingin sekali menangis, namun aku harus kuat, aku tidak ingin jadi laki-laki pengecut lagi yang hanya bisa meratapi kenyataan pahit yang menimpaku. Aku menghela nafas, dan merasa percuma berlama-lama duduk ditaman ini. Aku memutuskan untuk kembali ke apartemenku.
Saat aku hendak pergi dari taman itu, seseorang memanggilku.

"Kyuhyun oppa" aku menoleh, mencari suara itu. suara yang sangat kurindukan. suara yang sangat ingin kudengar selama ini. suara yang menghilang sejenak dari kehidupanku, kini telah kembali.

"h..hyori-ah?" kataku tak percaya. ia tersenyum.

"masa oppa sudah lupa padaku?" katanya pura-pura tersinggung dengan perkataanku, aku tidak peduli dengan kata-katanya. lenganku kini sudah merengkuhnya kedalam pelukanku.

"bogoshippoeyo.. jeongmal bogoshipoeyo, hyori-ah" kataku lirih.

"ne, arasseo oppa" jawabnya. "naddo" lanjutnya dan membenamkan diri kedalam pelukanku.

"kupikir kau akan meninggalkanku sama seperti Hyejin 4tahun yang lalu"

"aniyo oppa, bukankah aku sudah berjanji untuk kembali padamu?" ia tersenyum.

"sarangaheyo, Park Hyo Ri" kataku padanya.

"naddo saranghaeyo, Cho Kyuhyun" jawabnya. aku tersenyum dan mencium bibirnya lembut. Aku menyematkan cincin bermata berlian biru safir di jari manisnya. Cincin yang tak sempat ku sematkan di jari wanita yang kucintai 4tahun silam.

"nawa gyoronhaejullae?" tanyaku padanya. ia terkejut dan memandangi jari manisnya. kemudian tersenyum dan mengangguk mantap.

"i do~" jawabnya yakin. aku memeluknya lagi untuk yang kesekian kalinya.

Sekali lagi, aku berterimakasih kepada Tuhan yang telah mengirimkan satu malaikat tercantiknya untukku. dan aku berjanji untuk menjaganya sampai akhir hidupku.

-END-


p.s : ini ff one shot-ku yang kedua . maaf ya kalo jelek :)

3 comments:

  1. HUAAAAAAAAAAAAAAAAAA kereeeeeen sumpah kereeeeen saaaah *berkaca-kaca*

    ReplyDelete
  2. hiks hiks kasian pacar gueeeeeeeee .......
    tapi keren sya salut yaaaaaaaaaa......

    ReplyDelete
  3. @viken : hahah thankyou meeen ! ini ngaco loh buatnya

    @seyla : ahahahah iya kasian yah ckckck.. seriusan keren ? makasih makasih wahahahah

    ReplyDelete